'Setrum' Listrik di Panggul Bisa Obati Gairah Seks Perempuan

Jakarta, Ilmuwan berhasil menemukan jalur yang bisa menghidupkan lagi gairah seks perempuan figrid. Dengan memberikan rangsangan listrik di saraf panggul bisa meningkatkan aliran darah ke alat kelamin perempuan.

Tapi bukan berarti perempuan yang mengalami masalah gairah seksual harus disetrum listrik secara langsung. Perusahaan farmasilah yang kini berlomba membuat obat yang bisa membangunkan saraf panggul itu.

Eksplorasi yang ditemukan peneliti Inggris ini dapat dikembangkan untuk perawatan baru perempuan yang memiliki gangguan gairah seksual.

Percobaan di laboratorium menunjukkan aliran darah ke vagina, labia dan klitoris meningkat saat seorang perempuan terangsang saraf panggulnya.

Peningkatan aliran darah ini menyebabkan organ vagina menjadi rileks. Selain itu juga dapat meningkatkan pelumasan di vagina serta sensitivitas dari alat kelamin.

"Sebelum studi ini, kami sedikit heran mengenai proses yang mengontrol semua perubahan tersebut. Sekarang kami telah mengetahui jalur apa yang terlibat dalam gairah seksual," ujar ketua penelitian Chris Wayman, seperti dikutip dari Health, Kamis (15/4/2010).

Wayman menambahkan dengan diketahuinya jalur gairah seksual perempuan, memungkinkan ilmuwan untuk menemukan cara dalam membantu perempuan yang ingin mengatasi masalah gangguan gairah seksual perempuan (female sexual arousal disorder/FSAD).

Perempuan yang mengalami gangguan gairah seksual maka organ kelaminnya tidak akan menanggapi rangsangan seksual yang diterimanya. Kondisi ini diperkirakan mempengaruhi sekitar 40 persen perempuan dari segala usia.

Sebagian besar perempuan yang mengalami gangguan gairah seksual ini tidak memiliki rasa gairah sama sekali jika diberi rangsangan seksual.

Seringkali perempuan mengalami rasa sakit jika melakukan aktivitas seksual sehingga banyak yang menghindari kontak seksual dengan pasangannya.

Penyebab gangguan ini kemungkinan akibat kombinasi faktor psikologis dan fisik. Namun penyebab gangguan ini belum diketahui dengan pasti, tapi seringkali diakibatkan dengan kurangnya hormone estrogen dan efek samping dari suatu obat.

sumber : detik.com

Tweet

Postingan terkait:

Ditulis Whiebowo — Thursday 15 April 2010 — Add Comment